Produced
by : Peter Chan
Lawrence Cheng
Eric Tsang
Jojo
Hui
Written
by : Pang Brothers
Mark Wu
Starring : Bolin Chen
Kris Gu
Bongkoj Khongmalai
Isabella Leong
Ray MacDonald
Kate Yeung
Music
by : Payont Term Sit
Cinematography : Decha Srimantra
Chan
Chi-ying
Edited
by : Curran Pang
Production
Company : Applause Pictures
Distributed
by : MediaCorp Raintree Pictures
Release
Date : 25 March 2005
Country : Hong Kong
Thailand
Source:
Wikipedia
Hai
hai halo semuaaa? Apa kabar? Semoga masih idup yaa! Dalam postingan ini ane
akan bercerita tentang salah satu film horor komedi yang berhasil membuat ane
cekikikan sendirian di kamar pada tengah malam. Bagi ente penggemar film horor
komedi, film ini bisa menjadi pilihan untuk menemani waktu senggang ente. Okey, langsung aja yuk, simak ceritanya!
Suatu
ketika, sekumpulan anak muda dari Hongkong (Teddy, Cous, April, dan Kofei)
pergi berlibur ke Thailand, mereka berkunjung ke rumah Chongkwai. Pada malamnya,
mereka rame-rame berkumpul. Dalam kumpulan anak muda seperti mereka, rasanya
tak lengkap jika tidak ada yang bercerita, entah itu cerita romantis, humor,
ataupun horor. Merekapun memulai cerita mereka dengan bercerita tentang hantu.
Masing-masing dari mereka mengeluarkan cerita hantu. Pada saat giliran
Chongkwai, ia bercerita tentang cara berhadapan dengan hantu, ia mengambil
sebuah buku yang berisi tentang 10 cara untuk bertemu dengan hantu. Chongkwai
mengatakan bahwa buku seperti itu tak akan lagi bisa ditemukan di manapun.
Chongkwai memberitahu teman-temannya mengenai asal-usul buku tersebut. Ia
menceritakan bahwa suatu malam ia salah
menaiki bus dan akhirnya ia turun di tempat yang salah. Ia melihat ada sebuah
toko buku yang masih buka. Ia kemudian memasuki toko buku tersebut. Di sana
sangat sunyi, seperti tidak ada orang lain di sana selain penjaga toko buku
itu. Chongkwai kemudian menemukan buku sepuluh cara bertemu dengan hantu. Pada
saat ia membuka buku itu, terjadilah sesuatu yang mengejutkan. Chongkwai
akhirnya penasaran dan membeli buku itu. Sang penjual berpesan kepada Chongkwai
agar tidak membuka halaman terakhir buku
itu karena jika ia melakukan hal itu, maka kesialan akan mendatanginya.
Chongkwai menyetujuinya dan ia dapat membawa pulang buku tersebut. Namun,
Chongkwai tak dapat menghindari kesialan. Angin yang bertiup kencang membuka
lembaran-lembaran buku itu. Chongkwai teringat akan kata-kata sang penjual buku
tersebut. Ia berusaha menghentikan terbukanya lembaran demi lembaran buku.
Namun, sudah terlambat, halaman terakhir buku itu akhirnya terbuka. Benarlah
apa yang dikatakan oleh penjual buku tersebut, kesialan menghampiri Chongkwai.
Kesialan seperti apa kah itu? Kesialan Congkwai benar-benar akan membuat
penonton tertawa. Mau tau seperti apa? Ane tidak akan menjelaskan itu di sini,
supaya ente bisa menyaksikannya sendiri.
Chongkwai
dan teman-temannya melihat-lihat isi buku tersebut. Di sana ada berbagai cara
yang dapat dilakukan agar bisa melihat hantu. Mereka kemudian ingin mempraktekkan
cara-cara tersebut. Chongkwai memperingatkan bahwa sekali memulai permainan
maka tidak akan dapat mengakhirinya begitu saja, walau apapun yang terjadi. Permainanpun
dimulai, yang pertama adalah “permainan satu gelas”. Caranya dengan meletakkan
jari mereka di atas sebuah gelas. Gelaspun mulai bergerak. Kemudian ada sesuatu
yang masuk ke dalam gelas yang menyebabkan gelas tersebut terus bergerak.
Tampak sesosok wanita misterius yang mengejutkan mereka. Mereka ketakutan,
kecuali Chongkwai. Ada apa gerangan? Apa yang terjadi dengan Chongkwai? Makhluk
apa kah yang menampakkan diri tersebut?
Dilanjutkan
dengan cara yang kedua, yaitu “terlambat makan malam”. Caranya dengan pergi ke
sebuah persimpangan pada tengah malam dengan membawa tiga buah makanan, mangkuk,
dan sumpit. Sasarannya adalah hantu yang kelaparan. Pukul mangkuk dengan sumpit
dan hantu kelaparan akan datang untuk makan. Chongkwai mengatakan bahwa sekali
memukul mangkuk, jangan berhenti. Jika berhenti, maka hantu akan melihatnya.
Merekapun mulai memukul-mukul mangkuk dengan sumpit. Tidak lama kemudian, Teddy
melihat penampakan hantu, namun teman-temannya tidak sempat melihatnya, karena
ia berlalu dengan sangat cepat. Teddy melihatnya lagi untuk yang kedua kalinya,
namun teman-temannya tetap tidak melihatnya. Untuk yang ketiga kalinya, Teddy
melihat hantu tersebut berada di sampingnya. Namun, lagi-lagi tak seorangpun
dari teman Teddy yang dapat melihat penampakan tersebut. Teddy sangat
ketakutan. Mereka terus memukul mangkuk dan para hantupun mulai berdatangan.
Semua teman Teddy akhirnya dapat melihat para hantu tersebut, kecuali Cous yang
masih tidak dapat melihat satu hantupun. Saking takutnya, Teddy dengan
bersemangat memukul mangkuknya hingga pecah. Para hantu itupun melihat ke arah Teddy.
Dalam kebingungannya, Teddy akhirnya memukul mangkuk milik Cous. Namun, mangkuk
itu juga pecah, naas memang. Dengan tangan yang gemetaran karena takut, apakah
yang selanjutnya dilakukan oleh Teddy untuk mengalihkan perhatian para hantu?
Sesosok
hantu datang dari arah atas dan menghujani mereka dengan air liur, mereka
ketakutan dan meninggalkan tempat itu. Bagaimana dengan Cous? Ya, ia masih
belum bisa melihat para hantu itu. Cous memaksa teman-temannya untuk mencoba
cara lain untuk melihat hantu. Di dalam buku milik Chongkwai, cara yang
selanjutnya adalah “bersembunyi dan mencari”, yaitu bermain petak umpet di tengah
malam dan membawa seekor kucing hitam. Hantu akan datang bergabung dan
menghalangi salah satu dari mereka dari pandangan mereka. Kemudian lepaskan
kucing hitam untuk membuat hantu yang menghalangi penglihatan menjadi tampak.
Sehingga tidak hanya berhasil menemukan orang yang hilang, tetapi juga dapat
melihat hantu. Cous yang membawa kucing hitam dan teman-temannya bersembunyi. Cous
telah menemukan semua temannya satu persatu, kecuali Kofei yang masih belum
ditemukan. Ada hantu yang sedang menghalangi Kofei. Kucing hitam yang sedari
tadi dipegang Cous, kemudian dilepaskan untuk memimpin mereka menemukan Kofei. Kucing
hitam itu berlari dan mereka mengikutinya. Kucing hitam tersebut berhenti di
dekat sebuah pohon. Setelah diperiksa, ternyata kucing tersebut telah mati. Mereka
terus mencari Kofei dengan bantuan polisi hingga siang, namun tetap tidak
ditemukan.
Ibu
Chongkwai menyarankan teman-teman Chongkwai untuk kembali ke Hongkong, karena
polisi tidak akan mampu untuk memberi pertolongan. Ibu Chongkwai tidak yakin
bahwa mereka mampu melindungi diri mereka selama mereka masih berada di sana.
April
kemudian mencoba cara selanjutnya untuk melihat hantu, yaitu dengan melumuri
matanya dengan tanah kuburan. Semenjak itu keadaan menjadi semakin runyam.
April hampir saja terperangkap di dunia arwah, untunglah ia masih tertolong.
Teddy
dan Cous akhirnya kembali ke Hongkong, sedangkan April tetap di rumah Chongkwai
dan masih menunggu Kofei, kekasihnya. Walaupun Cous dan Teddy sudah berusaha
melupakan kejadian-kejadian yang menakutkan itu, namun mereka tetap tidak bisa
menghindar dari hantu-hantu yang terus mengejar mereka. Apakah yang akan mereka
lakukan selanjutnya? Akankah mereka mampu menyelamatkan diri dan teman mereka? Dapatkah
mereka menyelesaikan permainan hantu itu? Nonton gih!!
No comments:
Post a Comment