Selamat
malam, salam sejahtera untuk kita semua! Dalam kesempatan yang mengerikan ini,
ane mau bercerita sedikit mengenai salah satu film horor dari negeri Gajah
Putih ini. Ini bukanlah film horor Thailand pertama yang pernah ane tonton,
tapi entah kenapa dari sekian film horor yang udah ane tonton, Long Weekend
inilah yang ane tertarik untuk membuat reviewnya.
Yeah, cukup sekian pembuka tulisan
ane kali ini, tidak usah terlalu panjang sepanjang jarak yang memisahkan kita, langsung
aja check it out!
Film
ini mengisahkan beberapa remaja (Nam, Thongsook, Boy, Jack, Beam, Pui) yang
pergi berlibur sekaligus melakukan riset ke sebuah pulau yang tak berpenghuni
sebagai tugas dari guru mereka di sekolah untuk mencari hal yang mistis. Konon
katanya, dahulu di pulau tersebut ada banyak orang, tetapi mereka banyak yang
tewas terbunuh di malam Jum’at tanggal 13 beberapa tahun yang lalu dalam ritual
Menelan Arwah yang dilaksanakan di sebuah kuil. Kejadian tersebut dikarenakan
kesalahan yang terjadi di dalam ritual mereka yang menyebabkan arwah-arwah
penunggu kuil menjadi sangat ganas dan menyerang mereka.
Masalah
bermula ketika Boy, Jack, dan Beam mengurung Thongsook di dalam sel besi di
sebuah kuil hingga tanpa sengaja sel itu terkunci dan Thongsook tak bisa keluar
dari situ. Boy dkk sudah berusaha membuka sel itu, namun tidak bisa, hingga
akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke vila mengambil linggis untuk membuka
sel itu.
Ketika
mereka ingin kembali ke kuil di mana Thongsook terkurung, hujan sangat deras,
merekapun akhirnya memutuskan untuk menunggu hujan reda. Malam itu mereka
mabuk-mabukan di vila dan melupakan teman mereka, Thongsook, yang masih
terkurung di dalam sel besi.
Keesokan
harinya, mereka mendatangi sel tempat Thongsook terkurung dan berusaha membuka sel
itu. Namun, alangkah terkejutnya mereka ketika mereka mengetahui bahwa di dalam
sel itu tidak ada sesuatu apapun. Sejak saat itu, berbagai teror menghampiri mereka dan satu persatu dari
mereka tewas dengan mengenaskan.
- Ketika ada hantu yang meminjam tubuh Pui (hantu tersebut berada di dalam tubuh Pui), ia menari-nari di atas ranjang dan melompat turun dari ranjang sambil menari gaya kayang. Sumpah ini apaan sih ada hantu yang suka menari? Tariannya sih masih mending kalo misalkan tari Zapin atau tari Baksa Kambang, nah ini? Dia nari apaan?? Mau pentas di mana sih dia?O iya, itu kan tarian pemujaan gitu ya, yang dulunya adalah tarian yang digunakan masyarakat setempat untuk memuja arwah-arwah di situ. Tapi, ini yang menari hantu loh! Siapa yang dia puja? Dia kan hantu, yaa mungkin dia memuja hantu yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya, mungkin loh ya, mungkin! Entahlah...
- Saat berada di area tali suci (talinya udah wudhu kali ya, jadinya tali “suci”), salah seorang dari mereka seolah-olah tidak mengetahui bahwa dirinya sudah meninggal. Wow! Ini mengingatkan ane dengan 4bia segmen ketiga, yang mana ada 4 sekawan yang tidak mengetahui bahwa dirinya adalah hantu. Lucu juga yah, hantu yang tak sadar diri...
- Ngomong-ngomong soal si Jack, ane rasa dia ini yang paling bawel diantara semua. Tapi entahlah, apakah dia memang bawel atau memang dia orangnya kritis. Saksikan saja!
- Ketika Nam membawa lilin yang katanya selama lilin itu menyala, maka tidak ada yang bisa menyakitinya. Ini berarti bahwa Nam harus menjaga agar lilin itu tetap menyala. Nah, ini mengingatkan ane pada sosok babi ngepet!
- Ketika Nam cilik merayakan ulang tahun dengan ibunya, entahlah ane salah lihat atau bagaimana, itu lilinnya berubah ketika diarahkan oleh Nam ke ibunya. Iya, lilinnya jadi gede, padahal kan itu masih dipegang oleh Nam cilik. Ehemmm.....
- Ketika si Jack ingin kabur dengan perahu, di situ kan ada hantunya Beam. Nah ini bikin ane bingung aja deh dengan perannya si Beam ini. Sebenarnya peran dia di sini sebagai apa sih? Dia sebagai hantu atau sebagai pasien Rumah Sakit Jiwa yang kabur?? Ketawa gak berhenti kayak begitu, gak ada yang lucu juga, tapi dia tetap ketawa. Dasar Beam!
- Saking menderitanya si Jack, ia sampai-sampai mengaku bahwa ia sudah mati ketika ia tertusuk pancang di perahu. Betapa sadis kematiannya...
Pesan
yang ane dapat dari film ini:
Perbuatan
buruk akan mendatangkan hal yang buruk pula. Waspadalah! Waspadalah!
Okey, sekian
aja deh ya coretan ane. Babay gutbay!!
No comments:
Post a Comment