Sutradara : Gabriele
Muccino
Produser : Will Smith
Todd Black
Jason Blumenthal
James Lassiter
Steve Tisch
Penulis : Steven Conrad
Pemeran : Will Smith
Thandie
Newton
Jaden Smith
Dan Castellaneta
Musik :
Andrea Guerra
Sinematografi : Phedon Papamichael
Penyunting : Hughes Winborne
Distributor : Columbia Pictures
Tanggal Rilis : 15 Desember
2006
Durasi :
117 menit
Negara : USA
Bahasa : Inggris
Source: Wikipedia
Selamat siang semuanyah, bagaimana kabar ente-ente?
Semoga baik-baik saja yah! Kali ini ane
mau mengulas sedikit mengenai sebuah film dari Amerika Serikat yang mampu
memotivasi kita untuk terus maju dan berjuang menggapai apa yang kita inginkan,
hidup penuh semangat, tanpa mengeluh dan tak pernah lelah mengejar apa yang
disebut dengan “kebahagiaan”.
The Pursuit of Happyness. Yay, menceritakan seorang lelaki
bernama Chris yang terus memperjuangkan kebahagiaan dia dan istri serta anak
laki-lakinya. Tak punya banyak uang, biaya sewa rumah yang tidak terbayar,
bisnis yang tidak berhasil, dan masalah-masalah lain yang membuat kehidupannya
semakin rumit. Inilah yang harus diselesaikan Chris demi kebahagiaan dia dan
keluarganya.
Bermula dengan Chris yang memulai bisnisnya dengan
menggunakan seluruh uang tabungannya untuk membeli alat medis berupa scanner
tulang dan menjualnya kembali kepada para dokter. Alat tersebut sangat canggih.
Namun, oleh kebanyakan dokter alat tersebut dianggap tidak terlalu penting dan
harganya juga sangat mahal. Hal inilah yang membuat dagangan Chris tidak laku.
Tiap hari ia berkunjung mendatangi para dokter dan menawarkan alat yang ia
jual, namun hasilnya nihil. Chris tidak punya penghasilan lain sehingga
istrinya harus bekerja untuk menghidupi keluarga mereka.
Hari demi hari berlalu dan Chris tidak juga mampu
menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya. Chris kemudian mencoba melamar
pekerjaan menjadi pialang saham di Dean Witter. Dengan kegigihaan dan
kesabarannya, Chris akhirnya mendapatkan panggilan untuk mengikuti wawancara
yang merupakan bagian dari tahap seleksi untuk menjadi pialang saham. Setelah tes
wawancara, ada 20 pelamar yang terpilih untuk mengikuti pelatihan selama 6
bulan dan hanya 1 orang yang terbaik yang nantinya akan dipilih menjadi pialang
saham di perusahaan tersebut. Chris termasuk salah satu dari 20 orang yang
berhasil terpilih untuk menjalani pelatihan tersebut. Dengan berhasilnya Chris
mendapatkan kesempatan menjalani pelatihan, ternyata istri Chris masih meragukan
keberhasilan Chris dan merasa tidak sanggup lagi dengan kondisi ekonomi mereka
yang sangat rumit hingga ia memutuskan untuk pindah ke New York untuk bekerja
di tempat kakaknya. Walaupun Chris sudah berusaha mempertahankan istrinya,
namun istrinya tetap ingin pindah. Anak mereka, Christoper tetap tinggal
bersama Chris.
Sejak ditinggal istrinya, tiap hari masalah yang dihadapi
Chis terus bertambah, tidak ada istri, mobil kena tilang, dipenjara, diusir
dari rumah sewaan, hingga ia harus tidur di tempat penampungan tuna wisma,
bahkan ia dan anaknya sempat tidur di toilet umum. Dalam masa-masa sulit
tersebut, Chris tetap menjalani pelatihan di Dean Witter. Dalam pelatihan yang
akan dijalani selama 6 bulan tersebut tidak ada gaji bagi para peserta
pelatihan. Hal tersebut membuat Chris harus tetap mencari uang dengan
menjajakan scanner tulang dan menjualnya kepada para dokter. Chris menjadi
sangat sibuk dan ia harus membagi waktu untuk mengikuti pelatihan di Dean
Witter, menjajakan scanner tulang, mengurus Christoper, dan harus mengantri
tiap jam 5 sore untuk mendapatkan kamar di tempat penampungan tuna wisma.
Masa pelatihan selama 6 bulan sudah berlalu. Dengan
perjuangan dan kegigihannya, akhirnya Chris berhasil terpilih menjadi pialang
saham di Dean Witter. Ia menjadi pialang saham yang sukses dan kemudian
mendirikan perusahaan jasa layanan keuangannya sendiri.
No comments:
Post a Comment